Tanya-Jawab

Apa itu INCAS?


INCAS adalah sistem perhitungan gas rumah kaca (GRK) level Tier 3 yang dibangun untuk memenuhi persyaratan Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi (MRV) sektor berbasis lahan Indonesia.

INCAS menyediakan pendekatan sistematis dan konsisten secara nasional dalam memantau emisi dan serapan GRK sektor berbasis lahan. INCAS menghasilkan informasi emisi dan serapan GRK secara rinci. Informasi ini akan memungkinkan Indonesia lebih baik dalam memahami, mengelola, dan terutama mengurangi emisi GRK secara terarah dan efektif.

Kembali ke atas

Apa status INCAS?


Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) secara resmi mengesahkan kerangka kerja INCAS sebagai landasan sistem MRV nasional Indonesia untuk sektor berbasis lahan, termasuk aktivitas REDD+, pada seminar publik 27 Maret 2015.

KLHK telah menguji INCAS pada tingkat subnasional di Provinsi Percontohan REDD+ Kalimantan Tengah pada 2014. Metode dan hasilnya dipublikasikan pada Maret 2015.

INCAS kemudian digunakan untuk mendapatkan inventarisasi GRK komprehensif pertama hutan dan lahan gambut Indonesia secara nasional. Hasil tersebut ditampilkan secara rinci untuk seluruh 34 provinsi secara terpisah. Hasil, metode, dan rancangan langkah ke depan akan diluncurkan pada Forum Lanskap Global yang bersamaan dengan Konferensi Para Pihak UNFCCC ke-21 (COP21) di Paris, Desember 2015.

Pada tahap ini INCAS telah berhasil menyelesaikan perhitungannya dengan menggunakan pendekatan yang konsisten secara nasional, sebagian terbesar menggunakan data nasional dan didapat dari lembaga nasional.

Kembali ke atas

Apa rencana masa depan INCAS?


INCAS telah siap dioperasionalisasikan sebagai bagian dari kerangka MRV nasional Indonesia untuk kegiatan REDD+ yang sedang berlangsung

Peta jalan INCAS telah disiapkan untuk memandu pengembangan lebih lanjut INCAS dari 2016 hingga 2019. Hal ini mencakup penyempurnaan hasil yang telah ada, perluasan cakupan sistem termasuk sektor berbasis lahan lain, yang pada saatnya mencakup seluruh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Pemanfaatan Lahan Lain (AFOLU) dan berupaya untuk membangun hubungan operasional dengan aktivitas penghitungan GRK subnasional.

Kembali ke atas

Siapa mengelola INCAS?


INCAS dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). INCAS memanfaatkan masukan dari beragam lembaga lain, seperti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Kementerian Pertanian, dan lainnya.

Fase pengembangan INCAS dipimpin oleh Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI/FORDA) KLHK. Sistem ini kini siap dikembangkan di seluruh KLHK dalam mendukung persyaratan data dan pelaporan GRK yang tengah berjalan.

Fase pengembangan INCAS didukung oleh Pemerintah Australia, melalui kemitraan dengan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan sebelumnya melalui Kemitraan Karbon Hutan Indonesia-Australia (IAFCP). Dukungan ini mencakup pendanaan dan bantuan teknis, namun sistem pengembangan dan implementasi seluruhnya dilakukan oleh tenaga pemerintah Indonesia dan para pakarnya.

Kembali ke atas

Mengapa asumsi digunakan dalam INCAS?


Banyak faktor mempengaruhi perubahan stok karbon, dan emisi GRK dari hutan dan lahan gambut. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan interaksi ini ke tingkat yang dapat dikelola untuk memungkinkan perhitungan berulang dari emisi dan serapan GRK.

Asumsi berdasar pada data terbaik yang tersedia memungkinkan INCAS membagi masukan data ke dalam faktor-faktor utama yang mempengaruhi emisi dan serapan GRK. Ini meningkatkan transparansi dan memungkinkan penyempurnaan dapat langsung dilakukan dan meningkatkan estimasi emisi.

Kembali ke atas

Apa gunanya analisis ketidakpastian?


Tujuan dari analisis ketidakpastian adalah untuk membantu meningkatkan ketelitian inventarisasi dari waktu ke waktu dengan mengarahkan keputusan mengenai metodologi dan prioritas untuk penyempurnaan inventarisasi. Penilaian ini dilakukan melalui kajian terhadap proses penilaian teknis.

Pendugaan ketidakpastian tidak digunakan untuk mempertanyakan validitas estimasi emisi dalam Inventarisasi Nasional.

Kembali ke atas

Bagaimana INCAS mengurangi ketidakpastian?


Mengidentifikasi sumber ketidakpastian adalah langkah pertama dalam pendugaan ketidakpastian. Sumber-sumber tersebut biasanya dipilah menjadi ketidakpastian terkait emisi dan serapan (mis. Biomassa awal, pertumbuhan, peralihan, dan kecepatan dekomposisi) serta ketidakpastian terkait data aktivitas (mis. area tempat terjadinya emisi).

Kerangka kerja INCAS dirancang menggunakan data terbaik yang tersedia untuk setiap masukan. Segala upaya dilakukan untuk meminimalkan ketidakpastian tiap variabel masukan dan langkah pemodelan melalui proses pengendalian mutu dan penjaminan mutu.

Kembali ke atas

Bagaimana peningkatan berlanjut dicapai?


Penjaminan mutu dan pengendalian mutu, dikombinasikan dengan analisis ketidakpastian untuk mengidentifikasi kesenjangan data dan hal-hal yang perlu diperbaiki. Peluang penyempurnaan data atau proses telah diidentifikasi untuk tiap Metode Standar INCAS.

Peta jalan INCAS telah disiapkan untuk memandu pengembangan masa depan INCAS periode 2016 hingga 2019, yang menetapkan rancangan penyempurnaan sistem berkelanjutan.

Kembali ke atas

Bagaimana kepraktisan dan efektivitas biaya menggunakan INCAS di Indonesia?


INCAS memberi kerangka kerja praktis dalam pengumpulan data yang ada dan memprioritaskan penelitian dalam menghasilkan data baru yang diperlukan untuk mengukur emisi dan serapan GRK secara akurat dari sektor berbasis lahan Indonesia. Sebagian besar data yang ada telah dikumpulkan dan dianalisa. Data-data tersebut dapat disediakan untuk lembaga lain, khususnya untuk rencana tataguna lahan.

Fleksibilitas kerangka kerja INCAS memungkinkan estimasi konsisten secara temporer dan spasial mengenai estimasi historis, sekarang dan masa depan dari dampak kebijakan dan tindakan tata kelola lahan, termasuk dampak aktivitas REDD+ terhadap emisi bersihGRK. Biaya operasional INCAS sangat kecil dibandingkan potensi manfaatnya yaitu: kebijakan tata kelola lahan yang lebih baik dan potensi keuntungan investasi REDD+.

Kembali ke atas

Apa definisi yang digunakan INCAS untuk aktivitas REDD+?


INCAS dirancang untuk menghitung emisi dan serapan GRK berdasarkan suatu definisi, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak keputusan kebijakan, termasuk definisi aktivitas REDD+. Pemerintah Indonesia belum secara formal mengadopsi definisi tertentu untuk tiap aktivitas REDD+.

Dampak dari sekumpulan kemungkinan definisi aktivitas REDD+ digambarkan dalam inventarisasi GRK nasional pertama untuk hutan dan lahan gambut. Dampak dari definisi alternatif dapat diduga dengan menggunakan INCAS.

Kembali ke atas

Bagaimana hasil INCAS divalidasi?


Kualitas hasil secara langsung dipengaruhi oleh kualitas masukan data. Sebagian besar program kerja INCAS difokuskan untuk menjamin data yang dimasukkan adalah yang terbaik yang tersedia dan didokumentasi secara transparan.

Hasilnya melewati proses penjaminan mutu untuk menjamin hasil akurat yang mencerminkan perubahan yang diamati atau diramalkan dalam penggunaan lahan.

Seperti semua pendekatan MRV, hasil INCAS menampilkan emisi dan serapan rata-rata pada tingkat bentangan/lanskap (inventarisasi GRK nasional pertama dilakukan di tingkat provinsi). Pengukuran lokasi spesifik akan selalu berbeda dari hasil sistem MRV, tetapi perbedaan tersebut akan menjadi seimbang bila mempertimbangkan seluruh area.

Kembali ke atas

Akivitas data apa yang digunakan INCAS?


Banyak sumber informasi digunakan untuk mendapatkan data aktivitas tahunan sebagai bahan masukan INCAS.

Perubahan tutupan lahan nasional, spasial lengkap, konsisten secara waktu, setiap tahun dianalisa LAPAN menggunakan data inderaja melalui konsultasi dengan pakar nasional yang memiliki pengalaman lapangan. Perubahan diamati pada tutupan hutan memungkinkan pemantauan yang konsisten dari waktu ke waktu.

Data perubahan tutupan hutan digabung dengan kumpulan data spasial lain – yaitu lokasi (provinsi), jenis hutan, jenis tanah, fungsi hutan, pemanfaatan lahan lanjutan, jenis konsesi, area terbakar, dll – untuk mengukur area perubahan per tahun berdasar jenis peristiwa. INCAS merujuk hal ini sebagai ‘alokasi spasial rejim’.

Kembali ke atas

Periode waktu apa yang digunakan INCAS?


INCAS dirancang untuk melaporkan hasil setiap tahun yang konsisten untuk semua periode waktu, tergantung ketersediaan data.

Inventarisasi GRK nasional pertama untuk hutan dan lahan gambut diproduksi tiap tahun untuk 2001-2012. Analisis perubahan tutupan hutan tiap tahun dalam proses pembaruan adalah 2013 dan 2014. Analisis per tahun perubahan tutupan hutan 1990-2000 tercakup dalam Peta jalan INCAS untuk pengembangan di masa depan.

Kembali ke atas

Bagaimana aktivitas data INCAS berbeda dengan produk yang diproduksi global dan data Indonesia lain?


Data aktivitas INCAS menggunakan definisi dan data khas Indonesia, sementara produk global menggunakan definisi generik, hingga hasilnya berbeda. Konsekuensinya, data aktivitas berbasis produk global kurang akurat dibanding data aktivitas INCAS.

INCAS menggunakan data yang lebih rinci, aktivitas tahunan, yang lebih detail daripada produksi aktivitas data Indonesia lainnya. Ini memungkinan tampilan lebih akurat dalam perubahan penggunaan lahan, dan meningkatkan estimasi emisi dan serapan GRK.

Kembali ke atas

Bagaimana INCAS terkait dengan FREL, INDC, BUR?


Fase pertama pengembangan INCAS akan lengkap pada akhir 2015. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mendorong kerangka kerja INCAS sebagai basis sistem MRV nasional Indonesia masa depan untuk sektor berbasis lahan, termasuk aktivitas REDD+.

INCAS dapat digunakan untuk menganalisa pilihan skenario level rujukan hutan (FRL) Indonesia dan komitmen nasional (INDC), serta memproduksi hasil yang dapat membangun basis keputusan kebijakan tersebut, selain memantau kemajuan. INCAS juga dirancang untuk memproduksi inventarisasi GRK nasional Indonesia untuk sektor berbasis lahan, yang bisa digunakan untuk komunikasi nasional (NatCom) dan laporan pembaruan dua-tahunan (BUR).

Kembali ke atas

Bagaimana INCAS berinteraksi dengan lembaga pemerintah Indonesia dan data lain?


INCAS dirancang untuk berinteraksi dengan semua data yang terkait dengan hutan dan pengelolaan lahan. Data utama dimiliki beragam lembaga pemerintah. Data tambahan mungkin tersedia melalui lembaga lain, serta lembaga non-pemerintah. Tim INCAS akan terus berhubungan dengan semua lembaga yang memiliki data relevan dan memenuhi persyaratan jaminan mutu.

INCAS mengumpulkan semua data tersedia dari beragam lembaga dan organisasi untuk memproduksi hasil yang lengkap dan representatif.

Kembali ke atas

Bagaimana INCAS terkait dengan aktivitas terkait-M pada level proyek/lokasi?


Kerangka kerja INCAS dirancang untuk beroperasi pada semua skala: nasional, provinsi, regional, kabupaten atau proyek.

Aplikasi nasional pertama INCAS dilakukan pada tingkat provinsi menggunakan data terbaik yang tersedia, dan konsisten secara nasional. Aplikasi dalam skala lebih baik dapat dilakukan ketika tersedia data lebih rinci dan memenuhi persyaratan kualitas data INCAS. Data khas lokasi/proyek dapat digunakan untuk menyempurnakan masukan INCAS, yang akan meningkatkan akurasi hasil INCAS pada lokasi spesifik.

Kaitan subnasional direncanakan dalam Fase 3 Peta jalan INCAS, dijadwalkan tuntas pada 2017.

Kembali ke atas

Bagaimana aktivitas terkait-M di level proyek/lokasi berkontribusi pada INCAS?


Kerangka kerja INCAS dirancang untuk beroperasi pada semua skala: nasional, provinsi, regional, kabupaten atau proyek.

Aplikasi nasional pertama INCAS dilakukan pada tingkat provinsi menggunakan data terbaik yang tersedia, dan konsisten secara nasional. Aplikasi dalam skala lebih baik dapat dilakukan ketika tersedia data lebih rinci dan memenuhi persyaratan kualitas data INCAS. Data khas lokasi/proyek dapat digunakan untuk menyempurnakan masukan INCAS, yang akan meningkatkan akurasi hasil INCAS pada lokasi spesifik.

Kaitan subnasional direncanakan dalam Fase 3 Peta jalan INCAS, dijadwalkan tuntas pada 2017.

Kembali ke atas

Bagaimana INCAS digunakan untuk menghitung emisi selain dari sektor hutan (misalnya pertanian)?


Inventarisasi GRK nasional pertama menggunakan aktivitas cakupan INCAS dalam hutan dan emisi dari bekas lahan gambut berhutan. Perluasan dengan memasukkan penggunaan lahan lain, termasuk pertanian, telah direncanakan dalam Fase 2 Peta jalan INCAS, dijadwalkan berlangsung 2016.

Kerangka kerja INCAS dirancang untuk menghitung emisi GRK dari semua penggunaan lahan. Implementasi untuk bagian lain sektor lahan akan memerlukan pengumpulan, analisis, dan penjaminan mutu data, dan juga kalibrasi model untuk sektor-sektor tersebut.

Kembali ke atas