Pemerintah Indonesia berkomitmen mencapai target besar mereduksi emisi gas rumah kaca (GRK). Berhubung bagian terbesar dari total emisi Indonesia dihasilkan dari aktivitas berbasis lahan, sektor ini menjadi fokus utama upaya mitigasi.
Memahami besaran dan sumber emisi historis sangat penting dalam membuat perencanaan yang efisien dan intervensi yang efektif, serta memperkirakan potensi dampak pilihan alternative pengelolaan lahan terhadap emisi masa datang. Oleh karena itulah mengapa Pemerintah Indonesia mengembangkan Sistem Perhitungan Karbon Nasional Indonesia, atau yang dikenal sebagai INCAS (Indonesian National Carbon Accounting System).
INCAS adalah pendekatan sistematis dalam Mengukur, Melaporkan dan Verifikasi (MRV) emisi GRK, termasuk aktivitas REDD+. INCAS juga dirancang untuk mendukung Indonesia memenuhi persyaratan lebih luas Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB (UNFCC). Termasuk pula pelaporan GRK untuk sektor Pertanian, Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Lain (AFOLU), serta melacak kemajuan pencapaian target reduksi emisi nasional.
INCAS dirancang memenuhi sistem perhitungan level Tier 3 GRK. INCAS menghasilkan informasi rinci mengenai emisi dan serapan historis, masa kini, dan proyeksi masa depan dari aktivitas berbasis lahan.INCAS juga dapat digunakan untuk menghitung GRK pada tingkat provinsi dan kabupaten (subnational).
Hingga saat ini, INCAS telah digunakan untuk menghasilkan perhitungan emisi dan serapan GRK tahunan di seluruh hutan dan lahan gambut Indonesia periode 2001-2012 dari aktivitas utama terkait REDD+, yaitu: deforestasi, degradasi hutan, tata kelola hutan berkelanjutan, dan pengayaan stok karbon hutan. Emisi dari oksidasi biologis dan kebakaran lahan gambut rusak juga termasuk di sini. Di masa datang, INCAS akan dikembangkan untukmencakup seluruh sektor AFOLU.
INCAS dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dengan dukungan dan masukan dari institusi nasional lainnya, seperti Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), dan Kementerian Pertanian.. Pemerintah Australia telah mendukung fase pengembangan INCAS: bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan pada awalnya di bawah Kemitraan Karbon Hutan Indonesia-Australia (IAFCP).
Lebih rinci mengenai kerangka kerja INCAS, metodologi dan hasil terbaru juga tersedia di situs web ini.