Dokumen (Annex) ini menjelaskan secara rinci metode standar yang dikembangkan oleh Sistem Perhitungan Karbon Nasional Indonesia (Indonesian National Carbon Accounting System/INCAS) dalam menghitung emisi bersih gas rumah kaca (GRK) sektor kehutanan Indonesia secara transparan, akurat, lengkap, konsisten dan dapat diperbandingkan (TACCC). Versi pertama metode standar ini, dijelaskan dalam Krisnawati dkk. (2015a) pada awalnya diuji dan disempurnakan untuk menduga emisi dan serapan GRK dari hutan dan lahan gambut di provinsi percontohan REDD+ Kalimantan Tengah. Hasilnya dilaporkan dalam Pendugaan Emisi Gas Rumah Kaca Tahunan dari Hutan dan Lahan Gambut di Kalimantan Tengah (Krisnawati dkk., 2015b). Metode tersebut disempurnakan sejalan dengan perluasan cakupan INCAS untuk seluruh provinsi di Indonesia. Penyempurnaan dilakukan karena terdapatnya akses ke sumber data baru dan meningkatnya pengetahuan teknis.
Metode standar ini menjelaskan pendekatan dan metode yang digunakan dalam penghimpunan data, analisis data, pengendalian mutu, penjaminan mutu, pemodelan dan pelaporan emisi dan serapan GRK. Penggunaan metode standar ini menjamin konsistensi metode yang diterapkan untuk inventarisasi GRK pada seluruh sektor lahan hutan, terlepas lingkup geografis atau waktunya. Metode standar ini meliputi:
1. Metode standar – kondisi awal: menguraikan proses menentukan kondisi awal yang digunakan sebagai input pemodelan emisi dan serapan GRK. Kondisi awal ini mencakup biomassa di atas permukaan tanah, biomassa di bawah permukaan tanah, serasah dan kayu mati untuk setiap kelas biomassa (lihat Bab 2 Annex ini).
2. Metode standar – pertumbuhan dan peralihan hutan: menguraikan proses menentukan laju pertumbuhan, peralihan biomassa di atas permukaan tanah dan biomassa di bawah permukaan tanah serta laju pembusukan kayu mati, untuk setiap komponen kelas biomassa, yang digunakan sebagai input pemodelan emisi dan serapan GRK (lihat Bab 3 Annex ini).
3. Metode standar – kejadian dan rejim pengelolaan hutan: menguraikan proses menentukan kejadian dan rejim pengelolaan hutan serta dampaknya pada stok karbon sebagai input pemodelan emisi dan serapan GRK (lihat Bab 4 Annex ini).
4. Metode standar – perubahan tutupan hutan: metode standar yang digunakan untuk memantau perubahan tutupan hutan di Indonesia, dipaparkan dalam Program Pemantauan Penginderaan Jauh Sistem Perhitungan Karbon Nasional Indonesia: Metodologi dan Hasil, Versi 1 (LAPAN, 2014) (lihat Bab 5 Annex ini).
5. Metode standar – alokasi spasial rejim: menguraikan bagaimana data spasial yang ada digunakan secara konsisten untuk mengalokasikan rejim pengelolaan terhadap areal yang dianalisis dan untuk mendapatkan statistik luas tahunan yang digunakan dalam INCAS (lihat Bab 6 Annex ini).
6. Metode standar – emisi GRK lahan gambut: menjelaskan proses perhitungan emisi GRK dari oksidasi biologis pengeringan lahan gambut, emisi langsung akibat pengeringan tanah organik dan emisi kebakaran gambut (lihat Bab 7 Annex ini).
7. Metode standar – integrasi data dan pelaporan: menguraikan proses yang digunakan dalam mengintegrasikan data yang dihasilkan dari metode standar INCAS no. 1–6 dan melakukan estimasi emisi dan serapan GRK dari aktivitas yang berlangsung di lahan hutan meliputi deforestasi, degradasi hutan, pengelolaan hutan berkelanjutan dan peningkatan stok karbon hutan di Indonesia (lihat Bab 8 Annex ini).
Versi kedua metode standar ini menjelaskan metode, asumsi dan input data yang digunakan untuk melakukan pendugaan emisi dan serapan GRK di seluruh provinsi di Indonesia sebagai bagian dari inventarisasi GRK nasional menggunakan INCAS pertama kalinya. Metode standar ini perlu terus diperbarui sejalan dengan perkembangan data dan teknologi baru yang tersedia, untuk menjamin penyempurnaan INCAS secara terusmenerus. 2015 Haruni Krisnawati, Rinaldi Imanuddin, Wahyu Catur Adinugroho, Silver Hutabarat
Metode standar ini menjelaskan pendekatan dan metode yang digunakan dalam penghimpunan data, analisis data, pengendalian mutu, penjaminan mutu, pemodelan dan pelaporan emisi dan serapan GRK. Penggunaan metode standar ini menjamin konsistensi metode yang diterapkan untuk inventarisasi GRK pada seluruh sektor lahan hutan, terlepas lingkup geografis atau waktunya. Metode standar ini meliputi:
1. Metode standar – kondisi awal: menguraikan proses menentukan kondisi awal yang digunakan sebagai input pemodelan emisi dan serapan GRK. Kondisi awal ini mencakup biomassa di atas permukaan tanah, biomassa di bawah permukaan tanah, serasah dan kayu mati untuk setiap kelas biomassa (lihat Bab 2 Annex ini).
2. Metode standar – pertumbuhan dan peralihan hutan: menguraikan proses menentukan laju pertumbuhan, peralihan biomassa di atas permukaan tanah dan biomassa di bawah permukaan tanah serta laju pembusukan kayu mati, untuk setiap komponen kelas biomassa, yang digunakan sebagai input pemodelan emisi dan serapan GRK (lihat Bab 3 Annex ini).
3. Metode standar – kejadian dan rejim pengelolaan hutan: menguraikan proses menentukan kejadian dan rejim pengelolaan hutan serta dampaknya pada stok karbon sebagai input pemodelan emisi dan serapan GRK (lihat Bab 4 Annex ini).
4. Metode standar – perubahan tutupan hutan: metode standar yang digunakan untuk memantau perubahan tutupan hutan di Indonesia, dipaparkan dalam Program Pemantauan Penginderaan Jauh Sistem Perhitungan Karbon Nasional Indonesia: Metodologi dan Hasil, Versi 1 (LAPAN, 2014) (lihat Bab 5 Annex ini).
5. Metode standar – alokasi spasial rejim: menguraikan bagaimana data spasial yang ada digunakan secara konsisten untuk mengalokasikan rejim pengelolaan terhadap areal yang dianalisis dan untuk mendapatkan statistik luas tahunan yang digunakan dalam INCAS (lihat Bab 6 Annex ini).
6. Metode standar – emisi GRK lahan gambut: menjelaskan proses perhitungan emisi GRK dari oksidasi biologis pengeringan lahan gambut, emisi langsung akibat pengeringan tanah organik dan emisi kebakaran gambut (lihat Bab 7 Annex ini).
7. Metode standar – integrasi data dan pelaporan: menguraikan proses yang digunakan dalam mengintegrasikan data yang dihasilkan dari metode standar INCAS no. 1–6 dan melakukan estimasi emisi dan serapan GRK dari aktivitas yang berlangsung di lahan hutan meliputi deforestasi, degradasi hutan, pengelolaan hutan berkelanjutan dan peningkatan stok karbon hutan di Indonesia (lihat Bab 8 Annex ini).
Versi kedua metode standar ini menjelaskan metode, asumsi dan input data yang digunakan untuk melakukan pendugaan emisi dan serapan GRK di seluruh provinsi di Indonesia sebagai bagian dari inventarisasi GRK nasional menggunakan INCAS pertama kalinya. Metode standar ini perlu terus diperbarui sejalan dengan perkembangan data dan teknologi baru yang tersedia, untuk menjamin penyempurnaan INCAS secara terusmenerus. 2015 Haruni Krisnawati, Rinaldi Imanuddin, Wahyu Catur Adinugroho, Silver Hutabarat